Friday, October 25, 2019

Al-Kahfi

Ini hari jumat. Kata Nabi saw., perbanyaklah shalawat di hari jum'at. Allahumma shalli wa sallim wa barik alaih.

Tapi kali ini aku mau cerita tentang satu surah di Al-Qur'an, yang jadi Surah Favorit-ku. Clue-nya, terdapat di Juz 15, surah ke-18.



Yupzz .. Surah Alkahfi, yang artinya Gua.

Jadi, aku dari TK itu udah kelihatan lebih menonjol dari kawan-kawanku (enggak sombong).

Pasalnya aku udah selesai Iqra' enggak sampai setahun. Enggak kebayang detail, sih. Tapi aku ingat mama buat pulut kuning lengkap dengan seekor ayam utuh, sebagai bentuk syukur mulai naik tingkat, ngaji Al-Qur'an. Acaranya dibuat di sekolah, setelah jam sekolah selesai. Jadi makin rame, karena orang tua kawan-kawanku udah pada datang juga jeput ke sekolah.

Seterusnya, aku ngaji di mesjid samping rumah, ngaji sama imam mesjid, yang biasa kami panggil Atok.

Tapi aku lumayan malas ngaji ke mesjid (Padahal mesjidnya lima langkah dari rumah). Soalnya Atok masih menerapkan sistem ngaji yang pakek rotan gitu. Jadi kalo udah dekat giliran, biasa anak-anak yang ngaji bakal keringat dingin. Entahlah, entah cuma aku. Soalnya, mereka yang ngaji sama Atok tetap rajin ngaji, malah menunggu-nunggu kenak libasan rotan dari Atok.

Karena itu, jadilah mama inisiatif minta Ummi Mey, guru TK sekaligus MDA-ku, ngajar kami ngaji di rumah. (Sejak masuk SD kelas satu, aku udah diterima belajar di MDA, karena dianggap punya kecerdasan di atas anak rata-rata, guru TK-ku yang rekomendasi, anak-anak lain biasa baru boleh masuk MDA setelah kelas tiga SD. Itu anggapan guru TK-ku sama orang-orang di kampung waktu itu. Kalo ada yang ngira sombong, hati-hati dosa loo. Ematicon senyum sampek pipi merah)

Aku sering dengar Ummi selalu cerita tentang perkembanganku ke mama, cerita perkembangan yang bagus-bagus. Sampai di kelas tiga, aku merajuk enggak mau ngaji. Waktu itu aku udah masuk juz 15. Dari surah Al-Isra' udah keliatan aku ngajinya agak susah. Sampek di Surah Al-Kahfi, Ummi dengan tegas berkali-kali enggak kasih aku lanjut ke ayat berikutnya. Padahal itu masih awal-awal surah. Jadilah, mode of bandal-ku beraksi. Aku enggak mau ngaji lagi.

Enggak lama setelah kejadian itu, kami sekeluarga pindah ke kampung mama, tempat sekarang. Di sana aku ngajinya sesekali aja, diajari mama. Tapi mama suka kesel ngajari aku ngaji, karena aku ngerasa lebih jago gitu ngajinya ketimbang mama. Astaghfirullah.

Akhirnya, cucu Opung dan beberapa anak tetangga dikumpulkan di rumah Opung setiap bakda maghrib. Jadilah yang ngajari ngaji Opung (Orang tua mama). Bergantian, kadang Opung laki-laki, kadang Opung perempuan. Sama, Opung juga suka ngeletakin rotan di sampingnya, jadi kalo ada yang ngajinya salah atau terbata-bata, bisa langsung ditegur sama rotan. Hiiiii ...

Selang berapa bulan, kami pindah lagi. Semula masih serumah sama Opung. Waktu itu aku udah mulai didaftarkan ikut MDA. Jadi alasan ke Opung, ngajinya di sekolah aja, sama Ustadz Azman, guru sekaligus imam mesjid juga.

Alhamdulillah, di kelas 4 aku udah bisa ngaji sendiri, dan punya kebiasaan ngaji satu  'ain selepas shalat maghrib.

You know-lah anak-anak, kalau ngaji suaranya suka sekeras-kerasnya, terus dilagu-laguin. Bukan biar di dengar orang, ya? Sekira ada yang dengar, aku malu juga.

Sampailah, tetangga depan rumah main ke rumah. Sambil lewat sebenarnya, aku panggilnya Tulang, karena semarga sama mama, dan udah nganggap Opung kami kayak ayahnya juga.

"Siapa yang kalau habis maghrib suka ngaji?" Tanya Tulang itu, karena kebetulan ngeliat ada aku sama adekku.

"Bagus. Suka tulang dengarnya," pujinya, saat aku mengangkat wajah malu-malu. Nah sejak itu ju kalo ngaji enggak keras-keras kayak sebelumnya.

Ough iya, sebelum pindah aku udah mulai disiapin sama Ustadz di MDA untuk jadi Qori'ah. Cuma, karena umurku lebih muda dari yang lain-lain, aku masih moody-an belajarnya. Padahal Ustadz, yang kalo sehari-hari aku panggil Atok itu, udah bilang ke Ayah sama mama, biar aku belajarnya serius. Aku berbakat, katanya. Ceileh.

Nah, pas kelas 4 itu aku ngajinya ulang lagi dari surah Al-Kahfi. Aku enggak ingat kapan pertama kali aku khatam Qur'an. Tapi sejak aku kesal sama Ummi, aku ngerasa Surah Al-Kahfi itu berkesan. Berkesan karena aku sempat hampir dua bulan enggak buka Al-Qur'an. Susah aja gitu emang. Berkali-kali dibaca, ada aja huruf yang salah lafazh, atau tajwidnya enggak pas.

Tapi pas SMA, aku baru tau kalau Al-Kahfi termasuk surah pilihan, dan Rasulullah berwasiat untuk menghafalkan minimal 10 ayat awal atau 10 ayat akhir. Selain itu, sunnah baca Al-Kahfi di hari jumat  aku juga taunya sejak SMA.

Maklumlah, tinggal di asrama. Jadi bawaannya kalo rindu suka nangis, tapi cuma berani nangis depan Al-Quran, malu sama adek-adek yang dari SMP udah di asramain sama oragg tuanya. Hihih ..

Di SMA itu-lah aku sadar aku punya dua surah kesayangan di Al-Quran, aku udah mulai rutin tilawahnya, minimal sebulan sekali khatam. Surah Alkahfi dan Al-Waqiah. Al-Kahfi mulai aku dawamin kalau anak-anak putra lagi shalat jumat di mesjid. Al-Waqiah enggak rutin, tapi kalo kebetulan lagi kangen mama, suka ke mesjid sebelum azan subuh, terus baca surah Al-Waqiah sambil nangis.

Nah, pasalnya selama SMP, aku selalu bangun subuh itu saat mama baca surah ini, emang diwiritin gitu sama mama sejak awal nikah sama surah-surah pilihan lainnya. Selalu aja gitu kebangunnya tepat di ayat 26: Illa Qilan salaman salamaa.

Sekarang udah hafal Al-Kahfi? Insyaallah kalau ngikut murattal selalu tau sambungannya apa.  Udah pernah dihafal dan disetor juga ke Ustadzah yang udah Hafizhah, tapi aku haqqul yaqin belum mutqin juga hafalannya.

Ough iya, beberapa waktu lalu sempat dejavu gitu. Jadi, ada anak kawan kerjanya kawanku di kampus dulu (susah, ya memahaminya?). Pokoknya anak ini belajar ngaji sama aku, gitulah. Tepat di Surah Alkahfi, dia itu bacanya susah kali. Beberapa kali dia ngeluh karena sadar bacaannya banyak salahnya. Tapi aku senyumin aja.
Koleksi pribadi


Di akhir aku bilang, " Kakak tau enggak? Dulu pas kakak masih belajar ngaji kayak kakak, sampai di surah Al-Kahfi pernah merajuk enggak mau ngaji sebulan gitu, karena yang ngajar ngaji enggak kasih maju," kisahku.

"Mungkin emang susah, karena enggak semua surah Al-Qur'an itu mudah dibaca di awal. Tapi insyaallah bisa, harus sabar," nasihatku lagi.

Nah ...
Kesimpulannya, tidak semua yang menurut kita buruk itu, buruk menurut Allah. Coba aja dulu, Ummi yang ngajari aku enggak setegas itu pas aku enggak bisa. Bisa jadi agak susah aku nemuin surat favorit dan paling berkesan di Al-Quran.

Ough iya (mau nangis, nih)

Pas Almarhum Ayah masih koma di ICU, aku kan tilawah tuch sepanjang jagain ayah. Bisa dibilang, sepanjang Ayah di ICU full aku yang jaga, sampai dokternya Ayah itu khawatir juga, aku ikutan sakit.

Qadarullah, 2 hari Ayah di ICU, kami sempat khatamkan Qur'an. Setiap pergantian Surah, aku bisikin ke Ayah sedikit penjelasan surahnya, sambil kayak cerita gitu. Misalnya Surah al-Baqarah itu artinya apa, turunnya dimana, isinya tentang apa aja, ada berapa ayat dan seterusnya.

Pas sampai di Al-Kahfi, penjelasannya jadi makin lama gitu. Aku nulisnya aja mewek, nih. Pas jelasin ke Ayah, bisikin lewat indera kulit di pergelangan tangannya, aku juga enggak bisa bendung air mata waktu itu. Hiks

"Doain ya, Yah. Ana istiqomah baca Al-Kahfi di hari Jumat, sesuai sunnah nabi. Dan hafal Al-Kahfi-nya juga jadi mutqin," pintaku sama Ayah waktu itu, sebelum mulai lanjut baca.

"Dari Abu Sa'id Al-Khudri ra. Ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi sebagaimana diturunkannya, maka surat ini akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat dari tempat tinggalnya hingga ke Mekah. Dan barangsiapa membaca 10 ayat terakhir dari surat Al-Kahfi, lalu Dajjal keluar (datang), maka Dajjal tidak akan membahayakannya." (HR. An-nasa'i)

Aku pernah baca tulisan di wall facebook. Percakapan guru sama murid gitu:

"Syaikh, manalah mungkin kami akan mengikut Dajjal, sedang di keningnya ada tulisan Kafir. Jawab si Guru, itu perumpaannya kayak orang yang merokok. Jelas-jelas disampulnya tertulis ~ merokok membunuhmu ~ tapi masih banyak aja orang yang merokok."

Jleb.
Hey, calon suami. Kamu masih merokok juga, ya? Makanya belum berani ke rumah? (Int

Eh, makasih udah mau baca. Aku niatnya sharing aja, semoga bersih dari ria. Syukur-syukur ada yang termotivasi untuk istiqomah juga baca Al-Kahfi di hari Jumat. Dan udah mulai lirik-lirik mushafnya juga, surah apa yang paling berkesan selama ini sepanjang perjalanan tilawah.

1 comment:

  1. 🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷

    ReplyDelete