Friday, August 11, 2017

Sekolah Alam Langit Biru; Pilihan untuk pendidikan anak-anak kita


                Sekolah Alam memang bukan sistem baru dalam dunia pendidikan. Kenyataannya, sistem pendidikan berbasis Sekolah Alam pertama kali dicetuskan pada tahun 1998, pasca Era Orde Baru. Hanya saja, untuk daerah Sumatera Utara sistem pendidikan seperti ini masih tergolong baru. Untuk kota Medan khususnya, sekolah-sekolah berbasis Yayasan yang menerapkan sistem Fulldays School masih menjadi pilihan kebanyakan orang tua untuk anak-anaknya.

                Adalah Sekolah Alam Langit Biru, berlokasi di Desa Limau Manis, Jl. Lokasi belakang Perumahan Adamaris, kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Sekolah yang berdiri sejak Tahun Ajaran 2015-2016 untuk TK, pada tahun ketiga berdirinya telah berinovasi ke jenjang Sekolah Dasar, dengan siswa 4 orang TK dan 2 orang SD, dengan dipegang langsung oleh 3 orang Fasilitator.
                Sistem pendidikan berbasis Sekolah Alam merupakan sistem pendidikan yang mengembalikan sistem tumbuh kembang anak dalam dunia pendidikan kepada alam dan pengusahan langsung orang tua. Dalam agenda Pertemuan Orang tua Murid dan Guru pertama pada hari sabtu, 5 Agustus lalu , Ummi Fitrah selaku Kepala Sekolah sekaligus Fasilitator menyampaikan bahwa program Bermain Bersama Orang Tua sebagai Program Unggulan dari Sekolah Alam Langit Biru (Selabi).
               
Siswa Selabi sedang bermain bersama orang tua


                Saat ditanya kenapa siswa Selabi sedikit? di tempat terpisah Ummi Fitrah menjelaskan bahwa tujuan utama Selabi memang bukan merekrut siswa sebanyak-banyaknya, tapi bagaimana membangun kesadaran orang tua bahwa pendidikan anak bukan berarti menyerahkan anak sepenuhnya kepada guru di sekolah, tapi bagaimana peran serta orang tua dan pengalaman anak menjadi guru utama dalam tumbuh kembang anak.
                Hari aktif belajar siswa selabi, 5 hari dalam seminggu. Setiap pagi siswa dan Fasilitator akan melakukan Welcoming, dengan melakukan permainan tradisional, doa belajar, shalat dhuha bersama dan mengaji. Sebelum belajar biasanya para siswa akan menikmati bekalnya masing-masing. Kegiatan belajar akan ditutup dengan ekskul yang berbeda setiap harinya, dan bersih-bersih.
                Adapun jadwal ekskul Selabi; senin – Gardening/berkebun, selasa – Cooking Class, Rabu – Sains Project, Kamis – Minat dan Bakat, dan Jumat – Kepanduan/Outbound. Di purnama pertama belajar, siswa Selabi sudah melaksanakan Laskar Idol. Laskar Idol ini adalah kegiatan kreatifitas olah vokal yang diikuti oleh seluruh siswa Selabi. Sedangkan, pada jum’at, 11 Agustus 2017 kegiatan Outbound dilakukan dengan permainan halang rintang melompati ban menuju panggung Tahfidz. Sesampainya di panggung Tahfidz siswa akan unjuk gigi dengan hafalan terbarunya selama seminggu terakhir. Bukan hanya itu, di minggu pertama belajar, siswa Selabi juga sudah melakukan fieldtrip ke kolam renang. Faqih, siswa SD yang menjadi ketua rombongan.
                Sekolah Alam memang pilihan pendidikan bagi orang tua yang menggugat sistem pendidikan formal di Indonesia. Anak-anak bukan hanya diajak untuk belajar dari alam dan pengalamannya, tapi lebih dekat dengan ciptaan Allah SWT. Kelebihan lain adalah peran serta Fasilitator yang mendekatkan anak dengan gaya belajar yang sesuai dengan kemampuan anak. Sebab pada dasarnya semua anak terlahir pintar, terlebih bila diajarkan dengan pendekatan yang terbaik.
                Untuk biaya pendidikan, Selabi membebaskan biaya pendidikan alias gratis. Hanya saja, bila Ayah-Bunda merasa pendidikan tidak ada yang Cuma-Cuma, boleh berinfaq. “Biaya Pendidikan itu sifatnya wajib, artinya kalau tidak ditunaikan berdosa. Sedangkan Infaq, membawa kebaikan pahala bila ditunaikan dan tidak ada resiko apapun ketika tidak ditunaikan. Infaq ini tidak melulu materi, bisa dalam bentuk apapun. Misal, ada orang tua siswa yang jago masak, silahkan jika ingin berinfaq ilmunya di ekskul Cooking Class. Untuk catatan ladang amal ini bukan hanya terbuka bagi orang tua siswa Selabi saja, tapi bagi siapapun. Silahkan,” jelas Ummi Fitrah.
                Bagaimana Ayah Bunda, apakah Ayah Bunda setuju dengan sistem Pendidikan berbasis sekolah Alam? Bila Ayah Bunda berada di Medan dan Sekitarnya, Sekolah Alam Langit Biru bisa menjadi pilihan. Dari Simpang Amplas lokasi Selabi kurang lebih 3 kilometer. Mengingat jalan Medan sekarang sedang renovasi besar-besaran, bisa dipastikan tahun depan lokasi yang berada di luar kota Medan ini tidak terlalu jauh bukan?

Oiya, Selabi juga mempunyai sarana Outbound yang bisa digunakan bersama untuk sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan lain yang memerlukan. “Tahun lalu, TK yang Outbound di sekolah kita, kita ajak main tangkap ikan di kolam, dan main permainan tradisional aja,” kenang Ummi Fitrah. Nah, Ayah Bunda boleh juga nih bawa si kecil main ke Selabi. Nanti akan dipandu langsung sama siswa-siswa Selabi, looo^^

1 comment:

  1. Waaa...jadi pingin sekolah di Selabi. :D


    Oiya, penasaran. Trus kalai uang skolahnya gratis n ada infaqnya, insentif untuk fasilitatotnya dari manakah? Atau sifatnya relawan juga?

    ReplyDelete