Tuesday, December 16, 2014

Mengenal Allah_Ma'rifatullah



Mengenal Allah

Makna Mengenal Allah (Ma’rifatullah)
Ma’rifatullah berasal dari kata ma’rifah dan Allah. Ma'rifah artinya mengetahui, mengenal. Mengenal Allah bukan melalui zat Allah tetapi mengenal-Nya lewat tanda-tanda kebesaran-Nya (ayat-ayat-Nya).

Pentingnya Mengenal Allah

·         Seseorang yang mengenal Allah pasti akan tahu tujuan hidupnya, tujuan mengapa ia diciptakan (QS. 51 : 56) dan tidak tertipu oleh dunia. Sebaliknya orang yang tidak mengenal Allah akan menjalani hidupnya untuk dunia saja (QS. 47 : 12).
·         Ma’rifatullah merupakan ilmu yang tertinggi yang harus dipahami manusia. Hakikat ilmu adalah memberikan keyakinan kepada yang mendalaminya. Ma’rifatullah adalah ilmu yang tertinggi, sebab bila dipahami akan member keyakinan mendalam. Memahami ma’rifatullah juga akan mengeluarkan manusia dari kegelapan kebodohan kepada cahaya hidayah yang terang (QS. 6 : 122).
·         Berilmu dengan ma’rifatullah sangat penting, karena:
a.       Berhubungan dengan subjeknya, yaitu Allah
b.      Berhubungan dengan Manfaat yang diperoleh, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan, yang dengannya akan diperoleh keberuntungan dan kemenangan.

Islam untuk Mengenal Allah
1.      Lewat Akal
Ayat kauniyah / ayat Allah di ala mini:
·         Fenomena terjadinya alam. Setiap sesuatu yang ada pasti ada yang mengadakan, begitu pula alam semesta ini, tentu ada yang menciptakan (QS. 52 : 35)
·         Fenomena kehendak yang tinggi. Bila kita perhatikan ala mini, kita akan menemukan bahwa ala mini tersusun dengan rapinya. Hal ini menunjukkan bahwa di sana pasti ada kehendak yang agung yang bersumber dari Sang Pencipta Yang Maha Pintar dan Bijaksana (QS. 67 : 3). Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam terdapat ayat-ayat Allah agi orang-orang yang berakal (QS. 3 : 190)
·         Fenomena kehidupan (QS. 24 : 45). Kehidupan berbagai makhluk hidup di atas bumi ini menunjukkan bahwa ada yang menciptakan, membentuk, menentukan rizkinya dan meniup ruh kehidupan pada dirinya (QS. 29:20, 21:30). Bagaimanapun pintarnya manusia, tak akan sanggup menciptakan seekor lalat pun (QS. 22: 73-74, 46:4).
·         Fenomena petunjuk dan ilham (QS. 20:50). Ketika mempelajari alam semesta ini kita akan melihat suatu petunjuk yang sempurna, dari yang sekecil-kecilnya sampai yang sebesar-besarnya. Dari sebuah akar tumbuhan yang mencari air ke dasar bumi, hingga perjalanan tata surya ini menunjukkan bahwa ada zat yang member hidayah (petunjuk) dan Al Qur’an menerangkan bahwa ia adalah Allah Yang Menciptakan lalu member hidayah.
·         Fenomena pengabulan doa (QS. 6:63). Hal ini yang logis bila seseorang ketika menghadapi bahaya mengahadap Allah dan berdoa, walaupun ia orang yang kafir/musyrik (QS. 17:67, 10:22-23, 6:63-64)
Ayat Qur’aniyah / ayat Allah di dalam Al Qur’an:
·         Keindahan Al Qur’an (QS. 2:23)
·         Pemberitahuan tentang umat yang lampau (QS. 9:70)
·         Pemberitahuan tentang kejadian yang akan datang (QS. 30:1-3, 8:7, 24:55)
2.      Lewat memahami Asma’ul Husna
·         Allah sebagai Al-Khaliq (QS. 40:62)
·         Allah sebagai Pemberi Rizqi (QS. 35:3, 11:6)
·         Allah sebagai Pemilik (QS. 2:284)
·         Dan lain-lain (QS. 59:22-24)

Hal-hal yang Menghalangi Ma’rifatullah
·         Kesombongan (QS. 7:146, 25:21). Sebagaimana lazimnya orang yang sombong yang tidak mau mengenal sesamanya, begitu pula manusia yang sombong terhadap Rabbnya, yang enggan berhubungan dengan-Nya.
·         Zalim (QS. 4:153). Perbuatan zalim yang besar, menyebabkan Allah mengunci hati manusia. Padahal lewat hati inilah Allah memeberikan hidayah-Nya. Sedangkan awal hidayah seseorang ialah mengenal hakikat-Nya lagi.
·         Bersandar pada panca indera (QS. 2:55). Mereka tidak beriman kepada Allah dengan dalih tidak bisa melihat Allah, padahal banyak sesuatu yang tidak bisa mereka lihat, tapi mereka yakin keberadaannya, seperti gaya gravitasi bumi, arus listrik, akal fikiran dsb.
·         Dusta (QS. 7:176). Lazimnya seorang yang dusta, yang tidak sama antara hati dan ucapannya, perbuatannya. Begitu pula manusia yang berdusta terhadap Allah. Sebenarnya hati mengakui keberadaan Allah, namun hawa nafsunya menolak dan mengajaknya berdusta.
·         Membatalkan janji dengan Allah (QS. 2:26-27)
·         Lalai (QS. 21:1-3)
·         Banyak berbuat maksiat. Satu perbuatan maksiat bagaikan satu titik noda hitam yang mengotori hati manusia. Bila manusia banyak berbuat maksiat sedangkan ia tidak bertaubat, niscaya hati tersebut akan tertutup noda-noda hitam hingga menghalangi masuknya hidayah Allah.
·         Ragu-ragu (QS. 6:109-110).
Semua sifat di atas merupakan bibit-bibit kekafiran kepada Allah yang harus dibersihkan dari hati. manusia. Sebab, kekafiranlah yang menyebabkan Allah mengunci mati, menutup mata dan telinga manusia serta menyiksa mereka di neraka (QS. 2:6-7)

Kesimpulan
Demikianlah, bahwa ma’rifatullah (Mengenal Allah SWT) adalah sebuah ilmu yang wajib difahami oleh setiap muslim yang dengannya (dan mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari) dapat menghantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan yang dijanjikan baik di dunia maupun di akhirat kelak.
            Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang mengenalnya sebagaimana Ia Swt. Menginginkan kita mengenal-Nya. Hanya kepada-Nyalah kita menyembah dan hanya kepada-Nya pulalah kita memohon pertolongan. Tiada daya dan kekuatan selain dari-Nya Yang Maha Tinggi lagi Maha Perkasa.

No comments:

Post a Comment