Monday, December 15, 2014

Pentingnya Pendidikan Islam



Pentingnya Pendidikan Islam



Pendahuluan

Salah satu keutamaan Al-Islam bagi umat manusia adalah sistem yang paripurna dan konsisten dalam membina mental, melahirkan generasi, membina umat dari budaya, serta memberlakukan prinsip-prinsip kemuliaan dan peradaban. Semua itu dimaksudkan untuk merubah manusia dari syirik, kebodohan, kesesatan dan kekacauan menuju cahaya tauhid, ilmu dan kematangan.

            Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuk orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan-jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS. 5 : 15 – 16)

            Kesempurnaan sistem Islam tersebut terlihat pula dalam system pendidikan Rasulullah SAW dalam mendidik para sahabat yang telah menghasilkan generasi yang tiada duanya. Generasi yang disebut-sebut sebagai generasi terbaik yang pernah muncul di muka bumi ini. Tak ada yang mampu menandinginya baik sebelum atau sesudah generasi tersebut.

            Namun bukan berarti sepeninggal Rasulullah, kita tak akan merasakan dan tak mampu melaksanakan pendidikan Islam. Sebab beliau telah meninggalkan kepada kita dua kurikulum yang menjadi acuan dalam mendidik manusia yaitu Al Qur’an dan Sunnah.

            Pendidikan Islam bertujuan untuk menumbuhkan keseimbangan pada kepribadian manusia, sedangkan tujuan akhir pendidikan islam memandang kegiatan pendidikan merupakan satu kesatuan integral yang melibatkan seluruh aspek kehidupan manusia. Ia harus berjalan harmoni dan seimbang serta menjadi tanggungjawab manusia secara keseluruhan dalam melahirkan kehidupan yang sehat, bersih dan benar dalam kerangka Islam.



Konsep-konsep Islam dan Pendidikan Masyarakat Modern

Islam bermula dari pendidikan dan puncak keberhasilannya juga berupa berkembangya pendidikan. Di dalam wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah, bertebaran istilah yang merupakan esensi bagi pendidikan: iqra’, Rabb, Insan, ‘allama dan qalam. Istilah Rabb menjadi sumber dalam aspek pendidikan Islam, sehingga pendidikan yang dilahirkan adalah pendidikan yang mengacu kepada kebenaran Allah, Rabb semesta alam (Tarbiyah Rabbaniyyah).

            Inilah konsep dasar pendidikan Islam yang terus menerus disosialisasikan rasulullah dengan berbagai aspek yang menunjangnya. Dan konsep ini pulalah yang haus melandasi setiap proses pendidikan di dunia kaum muslimin hingga detik ini.

            Bagaiman system endidikan masyarakat modern ? tak dapat dipungkiri bahwa pendidikan masyarakay modern kini jauh dari hakekat pendidikan Islam. Pendidikan modern memang melibatkan sarana-sarana pendidikan yang hebat dan canggih namun bukan berarti tanpa kelemahan. Tidak dipungkiri kemajuan manusia di bidang IPTEK melonjak jauh, hampir disemua lini tersntuh teknologi mutakhir. Namun dari pendidikan modern itu kita tidak menemukan kesempurnaan akhlak dan ruhani. Fenomena-fenomena yang kita temukan adalah penindasan anatar manusia dan merosotnya moral.

            Tampaknya tujuan pendidikan modern adalah tercapainya tujuan material yang berkembang menjadi rasa cinta terhadap pekerjaan dan produksi dengan mengnyampingkan nilai-nilai dan norma kemasyarakatan. Sehingga kampus-kampus modern telah mengalami kemerosotan mutu pada setiap skala dalam dua dimensi, yaitu dimensi syar’iyyah dan dimensi ilmiah.

            Artinya kampus-kampus itu bukan sekedar tidak Islami tetapi juga tidak mampu berfungsi sebagai salah satu sarana pendidikan.

            Karena problem serius inilah umat Islam perlu segera mengembalikan orientasi system pendidikannya, yaitu pendidikan dan pembinaan islam yang dilaksanakan dalam konteks kehidupan modern. Untuk mengatur kembali IPTEK dan menggunakannya bagi Manfaat manusia dan kehidupan secara luas, dan yang lebih penting lagi, untuk mengembalikan penghambaan manusia kepada Allah semata.



Makna dan Hakikat Pendidikan Islam

Dalam bahasa arab, pendidikan Islam disebut At tarbiyah Al Islamiyyah.

Secara bahasa, tarbiyah memiliki beberapa arti

·         Raba-yarbu                  = tumbuh berkembang

·         Rabiya-yarba               =  tumbuh secara alami

·         Rabba-Yarubbu           = memperbaiki, meningkatkan

Berarti proses pendidikan Islam seharusnya menumbuhkembangkan secara alami, juga sebagai proses perbaikan peningkatan diri bagi orang yang terlibat didalamnya. Pendidikan Islam bukan hak yang mengada-ada, dia memang ada.

Secara istilah makna tarbiyah adalah:

1.      Menyampaikan sesuatu sampai pada tingkat sempurna, sedikit dei sedikit (Al badhawi)

2.      Menumbuhkan sesuatu sedikit demi sedikit sampai pada tahap semurna (Al asma hadi)

Pendidikan Islam adalah pendidikan yang melatih sensibilitas individu sedemikian begitu pula pendekatan mereka terhadap semua ilmu pengetahuan diatur oleh nilai-nilai etika Islam yang sangat dalam dirasakan.

Dengan pendidikan Islam itu mereka akan terlatih dan secara mental sangat berdisiplin sehingga mereka ingin memiliki pengetahuan bukan saja untuk memuaskan rasa ingin tahu, intelektual atau hanya manfaat keberadaan yang bersifat yang bersifat duniawi, tetapi juga untuk tumbuh secara rasional, berbudi dan menghasilkan kesejahteraan spiritual, moral dan fisik keluarga mereka, masyarakat dan umat manusia.

Pendidikan Islam yang memiliki tujuan besar dan universal ini, bukan dilakukan secara temporal, tetapi dilakukan secara berkesinambungan. Artinya tahapan-tahapannya sejalan dengan kehidupan, tidak berhenti pada batas-batas tertentu, terhitung sampai dunia ini berakhir.

Pendidikan yang memiliki makna demikian ini adalah menjadi tujuan terpenting dalam kehidupan, baik secara individu maupun secara keseluruhan. Kita telah memahami sasaran pendidikan dan pembinaan ini adalah untuk kemaslahatan umat. Dengan demikian asas yang paling hakiki dari sebuah pendidikan adalah mencapai keridhaan Allah SWT, seperti termaktub dalam firman Allah:

Tidak wajar bagi seorang manusia yang Allah berikan Al Kitab, Hikmah, dan kenabian lalu ia berkata kepada manusia, hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku, bukan penyembah Allah, akan tetapi (dia berkata) hendaklah kamu mejadi orang-orang yang Rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.” (QS. 3 : 79)


Mengapa Pendidikan Islam diperlukan ?

Melihat kondis nyata umat Islam

·         Umat Islam tidak memahami Islam itu sendiri.

Akibatnya : umat terjebak dalam kondisi kebodohan, kelemahan dan kehinaan.

·         Umat Islam berada dalam kerusakan

Penyebabnya:

1.      Kecintaan pada dunia yang berlebihan dan takut mati

2.      Saling berpecah-pecah

3.      Mengkotak-kotakkan ajaran Islam

4.      Meninggalkan jihad


Hakikat Jiwa Manusia

·         Memiliki kecenderungan untuk berbuat future atau dosa

·         Terbuka untuk menerima hidayah atau petunjuk

Solusi

Melihat kondisi umat saai ini serta memperhatikan hakikat jiwa manusia maka dibutuhkan sebuah pendidikan Islam bagi umat Islam.

Pendidikan Islam (Tarbiyah Islamiyah ) tersebut harus bersifat:

·         Kontinyu (mustamirah)

·         Membentuk syaksiyah Islamiyah bukan sekedar transfer ilmu (takwiniyah)

·         Bertahap / terprogram (mutadarijah)

·         Menyeluruh tidak parsial (kaffah)



Karakteristik Tarbiyah Islamiyah

1.      Rabbaniyah

Rabbaniyah baik materi, tujuan, sasaran, motivasi, metode dan caranya. Tujuan umum tarbiyah Islmiyah adalah beribadah hanya kepada Allah dan memakmurkan bumi dengan aturan Allah SWT.

Sasarannya adalah terbentuk manusia-manusia Rabbani (QS. 3 : 19). Motivasi harus karena Allah semata. Sedangkan sumber materi tarbiyah Islamiyah adalah ilmu Allah baik yang tertulis (wahyu) dan yang tidak tertulis (ayat kauniyah).

2.      Akhlak sebagai sarana (wasilah)

Islam mengehendaki agar proses pendidikan berjalan sesuai denga norma dan akhlak Islam, baik dalam pendekatan ataupun dalam penggunaan sarana. Islam melarang pengguanaan sarana yang bertentangan dengan syar’i dan merusak fitrah manusia.

3.      Syumuliyah

Objek tarbiyah Islamiyah adalah manusia seutuhnya. Tarbiyah Islamiyah berusaha menjaga keseimbangan pertumbuhan dan perkembangan potensi akal, jasad dan ruh manusia yang memiliki kepribadian kokoh, tahan menghadapi tantangan hidup dan berguna bagi orang lain.



Pendidikan Islam di Masa Rasulullah

Setelah hijrah Rasulullah segera memberikan prioritas utama pada pendidikan umat Islam. Pusat pendidikan Islam pertama “As-sufah”, didirikan sebagai pusat permukiman di salah satu ruangan dalam rumah yang bergandengan dengan rumah nabi. Pendidikan tersebut secara keseluruhan berada dibaah pengawasan beliau. Tujuan utamanya adalah mensucikan hati dan menerangi jiwa, sehingga mereka dapat meningkatkan diri dari tingkat iman ke tingkat ihsan (penyerahan jiwa secara total).

            Kadang-kadang nabi menyuruh para sahabatnya menemui utusan-utusan yang datang dari berbagai suku. Pengiriman guru ke wilayah-wilayah yang berdekatan merupakan cirri khas kebijaksanaan pendidikan nabi.

            Pada zaman nabi terdapat Sembilan buah mesjid di Madinah. Setiap mesjid juga berfungsi sebagai kampus, yang kadang-kadang diadakan kuliah malam. Kuliah ini banyak diikuti oleh banyak siswa, lebih dari tujuh puluh orang. Selain itu nabi juga mengajarkan spesialisasi. Mereka yang ingin belajar Al Qur’an harus pergi kepada orang-orang tertentu, dan mereka yang ingin mendalami tajwid dan syariah harus belajar kepada orang-orang yang mendalam benar pengetahuannya dalam bidang studi tersebut.

            Pendidikan bagi kaum wanita juga tidak kalah pentingnya. Nabi menyediakan satu hari khusus, untuk memberikan kuliah-kuliah bagi kaum wanita. Nabi juga mengajarkan bagaimana cara memanah, berenang dan meramu obat-obatan, mengajarkan astronomi, geologi dan fenotika praktis yang diperlukan untuk membaca Al Quran. Satu hal yang perlu dicatat, meskipun perhatian dipusatkan pada Al Qur’an dan ilmu-ilmu keislaman, namun pengajaran semua bidang studi yang dinilai membantu pengembangan kepribadian setiap individu atau masyarakat secara sehat dimasukkan sebagi bagian atau paket system pendidikan Islam kala itu.

            Pendidikan untuk anak laki-laki dan perempuan sama-sama diutamakan.orang-orang dewasa diberi tanggungjawab untuk mengajari yang muda, baik mengenal agama maupun pengalamannya. Hal ini mendorong berdirinya beberapa buah kampus dan lembaga pendidikan.

            Jadi, dengan kepemimpinan nabi yang dinamikitu, tujuan akhir dalam kehidupan manusia, tidak hanya ditujukan tetapi juga diterjemahkan dalam kegiatan praktis, sesuai system dan organisasi untuk mencapai tujuan itupun dibentuk. Beginilah cara nabi mendidik umatnya. Sederhana namun mengena. Di balik kesederhanaan itu kita melihat suatu kompleksitas, yakni suatu kebersamaan dalam mendidik manusia. Tak hanya aspek ruhiyah atau fikriyah saja, tapi ilmu praktis kehidupan serta jasadiyah turut diperhatikan.

            Tidak mengherankan jika anak-anak dan wanita pada zaman Rasulullah tumbuh menjadi manusia yang berani. Merek amngerti kapan harus bersuara dan kapan berdiam diri. Pribadi-pribadi yang tertarbiyah oleh tangan Rasulullah tumbuh menjadi pribadi yang sehat, tahu persoalan umat sekaligus ahli dalam bidang yang diminati.

            Mereka juga terkenal sebagai manusia-manusia kuat, sanggup menempuh perjalanan panjang serta mampu berjihad dalam kurun waktu yang relative lama. Pendek kata hampir semua sisi kebutuhan manusia dipnuhi oleh pendidikan Rasulullah. Sehingga mereka tumbuh menjadi insan kamil (manusia sempurna).

            Sebagai bukti keberhasilan pembinaan Rasulullah adalah ungkapan Sayyid Quthb sebagai berikut, “Muhammad SAW, telah menang pada hari lahir beliau mejadikan para sahabatnya sebagai gambaran-gambaran hidup yang memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar, pada hari ketika beliau membuat tiap kepala di antara mereka sebagai Al Qur’an yang hidup merayap di permukaan bumi, pada hari beliau menciptakan tiap individu di antara mereka sebagi contoh yang menjelma bagi Islam, yang dapat dilihat manusia, sehingga mereka benar-benar dapat melihat Islam. Muhammad SAW telah berhasil membuat gagasan-gagasan yang termuat dalam Al Qur’an menjadi manusia-manusia yang dapat disentuh oleh tangan dan dilihat oleh mata.”

            “Muhammad SAW dalam posisi menang, ketika berhasil menginternalisasi Al Islam, mengubah keimanan manusia kepada Islam sampai pada tingkah laku dan mencetak puluhan, ratusan, ribuan naskah mushaf. Bukan sekedar mencetak dengan tinta di atas lembaran-lembaran kertas, tetapi mencetak dengan cahaya di atas kepingan-kepingan hati untuk bergaul dengan manusia, mengambil dari mereka, member dan berkata dari mereka dengan ihwal sesuai dengan maksud Al Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW.”

            Apakah dunia mengetahui ada orang yang lebih mulia, terhormat, pengasih, penyayang, agung, luhur, atau lebih pandai dari mereka ? cukuplah dikatakan bagi mereka sebagai orang-orang yang mulia dan agung, apabila Al Qur’anul karim telah mengatakan hal mereka. (QS. 48 : 29/ 33 : 23/ 59 : 9)

            Sekarang tinggal kita, mampukah meyerap hakikat pembinaan Rasulullah dan mengejawantahkan dalam kondisi kekinian ? Alhamdulillah, hayya ‘alal jihad.

 
NB: Tulisan ini saduran

Referensi:

Ridha, Abu., Tarbiyah Islamiyah, Inqilab Press.

Geliat Dakwah di Era Baru, Izzah Press.

No comments:

Post a Comment