Thursday, November 26, 2015

Review Novel Api Tauhid_Habiburrahman El Shirazy


Api Tauhid __ Habiburrahman El Shirazy 



Judul buku : Api Tauhid 
Pengarang : Habiburrahaman El Shirazzy 
Penerbit : Republika 
Isi : 573 halaman 
ISBN : 978-602-8997-95-9 

Satu lagi buah jemari dari peraih penghargaan Novelis No. 1 Indonesia yang berikan oleh INSANI UNDIP tahun 2008. Ini adalah cara lain menikmati sejarah Pahlawan Islam yang namanya tak pernah mati meski jasadnya tak diketahui terkubur di belahan bumi Allah sebelah mana. 
Menceritakan biografi Badiuzzaman Said Nursi, Insyaallah Mujahid fi sabilillah, Murabbi yang ilmunya sebagai amal jariyah tak putus-putusnya, Seorang tokoh yang patut diteladani akhlaknya. Dipadu dengan romantisme kisah cinta antara Fahmi dan Nuzula, menjadikan novel ini tak punya alasan untuk tidak dilahap tuntas dalam waktu sehari saja. 
Inilah Kang Abik, dari sekian Novel yang lahir dari tangannya, ia selalu melahirkan si tokoh utama sebagai sosok yang sempurna keimanannya. Sosok yang patut diambil teladan oleh para pembacanya. Sebagaimana Fahmi, seorang Mahasiswa Magister yang sudah hafidz Qur’an sejak aliyah. Kekokohan karakternya, menyingkap sebuah pesan, seperti inilah harusnya pemuda Islam. Meski sempurna itu sebuah keniscayaan, tetapi manusia harus berusaha untuk terus bisa menjadi sosok yang sempurna. 
Sesuatu yang sangat tabu bagi pemuda Islam masa kini. Kegigihannya menuntut ilmu. Kecintaannya pada Al-Qur’an. Bahkan caranya mengiqob diri dengan I’tikaf di Raudhah hingga mengkhatamkan hafalannya sebanyak 40 kali. Atau bagaimana ia menjaga matanya untuk tidak memandang sesuatu yang tak halal baginya. Akan membawa kita berfikir, masih adakah sosok seperti itu di masa yang penuh nafsu dunia ini ?? Maka jawaban pertanyaan itu adalah, ketika memang tidak ada, atau ada tapi entah dimana, maka diri yang lemah inilah yang berusaha untuk berakhlak demikian. 
Selalu ada hikmah dibalik setiap peristiwa. Kalimat hikmah itu seakan sebagai alasan Fahmi melakukan sebuah perjalanan menapaki Turki. Sebuah tanah yang menjadi saksi kejayaan Islam, dan saksi akan runtuhnya kerajaan Islam oleh rezim sekuler yang diterapkan Pemerintah Turki Utsmani masa itu. Dan melalui catatan perjalanan ini pula, Kang Abik seakan memberi pesan tersirat buat kita bangsa Indonesia dan Umat Islam khususnya, bahwa inilah sebuah kisah yang hampir terlupakan, padahal generasi Umat ini harus tau dan mengambil pelajaran darinya, hingga tak ada alasan suatu hari kelak pahitnya keruntuhan Turki Utsmani masa itu menjadi sebuah sejarah yang terulang untuk negeri tercinta ini. 
Api tauhid, benarlah sebuah tulisan pembangun Jiwa. Cara lain mengambil hikmah dari seorang teladan. Sebuah tulisan yang harus bahkan wajib dibaca bagi mereka yang rindu akan sosok teladan untuk mengatasi konflik yang terjadi di negeri ini. Deskripsi dan visualisasi dalam tulisan yang cukup matang, menarik siapapun yang membaca berkeinginan menyaksikan sendiri keindahan yang dimiliki Turki. Dibingkai oleh kisah cinta yang dramatis. Syarat pesan, bahwa tak kan lari jodoh dikejar. Jika Allah telah menjodohkan, maka jodoh tidak akan tertukar. 
“Wahai orang-orang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad 47:7)

Tulisan ini sebelumnya telah di publish di sini: https://www.facebook.com/notes/ana-nasir/review-novel-api-tauhid_habiburrahman-el-shirazy/862198690469811

No comments:

Post a Comment