Saturday, November 7, 2015

Berjuang Untuk Menikah?


Anda cewek jomblo umur  27 tahun ke atas ? Anda cowok yang berkeinginan menikah tapi merasa belum siap memikul tanggungjawab ? Atau bahkan anda seorang jomblo yang lagi belajar ilmu pernikahan, tapi malu jika orang lain tau karena terlanjur menganggap hal itu sebagai aib ?




Jika jawaban ketiga pertanyaan itu, Ya. Maka tulisan ini dibuat untuk anda. Kenapa ? karena tanpa disadari anda telah terjangkit penyakit nikaphobia.
Satu ketika ada seorang cowok nanya ama temannya yang udah nikah, “Bro, apasih enaknya nikah ?”. Sambil senyum temennya jawab, “Bray, menikah itu sebenarnya enaknya cuma 10% aja.” Sentak si Cowok tadi terheran, “Lalu sisanya ?”. “90% sisanya eeenaaaaak sekali.”
Di tempat berbeda seorang laki-laki yang baru menikah sebulan, dengan wajah amat serius bilang ke temennya,Bro, gue nyesel nikahi si Putri.” Bisa ditebak, temannya yang tau pernikahan laki-laki tersebut baru seumur jagung pastilah terheran. “Gue nyesel nikahi si Putri baru sekarang, kenapa enggak dari dulu gue nikahinya.”
Di lain waktu, dalam sebuah pelatihan, si Pembicara bertanya pada peserta yang didominasi mahasiswa strata-1, “Hadirin sekalian, siapa di antara kalian yang sudah menikah ?”. Terang aja semua peserta mengangkat kepala, khawatir kalau-kalau si Pembicara udah salah masuk ruangan. Tapi ternyata, melihat wajah peserta kebingungan, si Pembicara merasa menang dan menjelaskan, “Saudaraku, sekalipun kalian telah baik mengerjakan amalan wajib, tak meninggalkan qiyamul lail, membasahi bibir dengan tilawatil Qur’an, menghidupkan hati dengan dzikir, dan tak memulai hari tanpa diawali dhuha. Ketahuilah, kesempurnaan agama kalian masih separuh. Kenapa ? karena separuhnya lagi baru kalian dapatkan setelah menikah.”
Pernyataan si Pembicara itu bukan tanpa dasar; dari Anas bin Malik ra. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Jika seseorang menikah maka ia telah menyempurnakan setengah agamanya. Karenanya, bertakwalah kepada Allah pada  separuh lainnya. (HR. Al-Baihaqi)
Bro, kita engak boleh mangkir kalo ketemu masa tertarik ama lawan jenis. Salurkan aja. Karena itu fitrah. Dan fitrah enggak pernah salah. Yang jadi masalah pas kita tidak menemukan masa ini,  apalagi sampai tertarik ama sesama jenis. Naudzubillah. Jadi bro, orang yang bilang, “gue mau fokus kuliah dulu, gue mau meniti karir dulu.” Dan fokus-fokus yang lain, bulsyit. Tapi inget, Allah dan Rasul-Nya telah memberi jalan untuk menyalurkannya dengan benar, yaitu dengan menikah.
Pernikahan itu ibadah. Allah tidak pernah menyulitkan hamba-Nya yang mau beribadah. Karena syarat diterimanya setiap ibadah tetap sama: sungguh-sungguh dalam melaksanakannya, niat ikhlas karena Allah, dan sesuai dengan syariat Al-Qur’an dan Hadits. Kalo dah gitu, siap-siaplah dengan kemenangan dan kemudahan yang Allah janjikan.
Emangnya dah pasti orang yang udah menikah itu lebih mulia dari yang masih jomblo ?
Jawabannya: belum tentu. Tapi kalo menikah dengan cara yang benar, sudah pasti dia lebih mulia daripada seorang jomblo.
Si Jomblo boleh aja  beralasan iman itu adalah nikmat kesendirian. Benar, dengan mensyukuri sebagai jomblo korelasinya bahagia. Tapi ketika dinikmati, maka korelasinya adalah terlena. Mau terlena dalam ketidaksempurnaan agama sampai kapan, mblo ? Berusaha bukan malah enggan mempersiapkan pernikahan apalagi sampai phobia.
Nah, apa phobianya ?
Pernah ketemu ama orang yang biasa kalau beli buku, di poto, trus dipamerin di sosmed ? Tapi, pas buku yang dibeli judulnya “Pernikahan dari A-Z”, malah disembunyiin karena dianggap aib dan enggak siap  jadi korban bully. Pernah ketemu cewek UGM (Usia Gawat Menikah) kasih kriteria calon suami cuma satu, asal laki-laki. Atau orang yang nganggap tabu jomblo yang  sukanya ngomongin tentang pernikahan ?
Kalau jawabannya pernah, inilah pengidap nikaphobia.
Pernikahan adalah keindahan. Bener pas walimatul ursy-nya aja, penganten duduk di singgasana seperti Prince and Princes. Setelah itu menderita, diuber-uber tukang chattering, ngelunasi sewa gedung ama bayar honor hiburan. Padahal, sejak ijab kabul sampe maut memisahkan semua aktifitas dalam pernikahan dibalas dengan kebaikan.
Aku dah enggak peduli, di umurku yang udah segini. Siapa pun laki-laki  yang datang bakal ku terima.” Pernah nemu dengan yang beginian ? Jika Ya, maka ingatkanlah hadits Rasulullah SAW. “Seorang wanita itu dinikahi karena 4 perkara: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya, dan agamanya. Maka hendaklah yang diutamakan yang beragama, niscaya kamu berbahagia.” (HR. Muslim dan HR. Bukhari).
Bro, cewek itu lemah ama pendengaran. Jangan karena pas ketemu dia  selalu ngomongin masalah agama, trus klepek-klepek dan bilang kalo dia calon suami idaman. Sedang cowok  itu lemah ama  pandangan. Jangan karena dia cantik berjilbab, kemana-kemana bawa bekal langsung bilang itu perempuan yang dicari untuk menjadi ibu dari anak-anakmu.  Menikah bukan ama yang memiliki ilmu agama, tapi beragama. Asal kaya, asal keturunan baik-baik, asal cantik aja masih harus ditinjau ulang. Trus, kenapa masih nyari  yang asal-asalan ?
Pernikahan tanpa masalah ? Mustahil. Karena sebuah pernikahan dibangun dengan pondasi dua manusia yang berbeda. Masalah tidak akan selesai dengan modal cinta pun  harta berlimpah. Pernikahan butuh orang yang bertanggung jawab dan memiliki komitmen. Salah memilih pasangan sama aja dengan  men-DP  tempat di neraka.
Jadi, masih ingin menikah ?

Jika jawabannya masih. Maka bertaubatlah, perbaiki diri dan jangan lupa ngaca. Pengen punya istri shalehah, cantik, pinter masak dan penyanyang anak-anak ? Pengen punya suami kaya, ganteng, hafidz Qur’an pulak ? bisa, tapi elo siapa ? Inget, pasangan hidupmu kelak adalah cerminan dirimu, mblo. Semangat berjuang.

===================================================
Ini tulisan aslinya, setelah disunting editor, silahkan baca yang lebih bagus di sini:

http://www.bersamaislam.com/2015/11/tentang-jomblo-ugm-dan-virus-nikaphobia.html

No comments:

Post a Comment