Anda
cewek jomblo umur 27 tahun ke atas ? Anda cowok yang berkeinginan menikah tapi merasa belum siap memikul
tanggungjawab ? Atau bahkan anda seorang jomblo
yang lagi belajar ilmu pernikahan, tapi malu jika orang lain tau karena terlanjur menganggap hal itu
sebagai aib ?
Jika
jawaban ketiga pertanyaan itu, Ya. Maka tulisan ini dibuat untuk anda. Kenapa ?
karena tanpa disadari anda telah terjangkit penyakit nikaphobia.
Satu
ketika ada seorang cowok nanya ama temannya yang udah nikah,
“Bro, apasih enaknya nikah ?”. Sambil senyum temennya jawab, “Bray,
menikah itu sebenarnya enaknya cuma 10% aja.”
Sentak si Cowok tadi terheran, “Lalu
sisanya ?”. “90% sisanya eeenaaaaak
sekali.”
Di
tempat berbeda seorang laki-laki yang baru menikah sebulan, dengan wajah amat
serius bilang ke temennya, “Bro, gue nyesel nikahi
si Putri.” Bisa ditebak, temannya yang tau
pernikahan laki-laki tersebut baru seumur jagung pastilah terheran. “Gue nyesel nikahi si Putri baru
sekarang, kenapa enggak dari dulu gue nikahinya.”
Di
lain waktu, dalam sebuah pelatihan, si Pembicara bertanya pada peserta yang
didominasi mahasiswa strata-1, “Hadirin sekalian, siapa di antara kalian yang
sudah menikah ?”. Terang aja semua
peserta mengangkat kepala, khawatir kalau-kalau si Pembicara udah salah masuk ruangan. Tapi ternyata,
melihat wajah peserta kebingungan, si Pembicara merasa menang dan menjelaskan,
“Saudaraku, sekalipun kalian telah baik mengerjakan amalan wajib, tak
meninggalkan qiyamul lail, membasahi
bibir dengan tilawatil Qur’an,
menghidupkan hati dengan dzikir, dan
tak memulai hari tanpa diawali dhuha.
Ketahuilah, kesempurnaan agama kalian masih separuh. Kenapa ? karena separuhnya
lagi baru kalian dapatkan setelah menikah.”
Pernyataan
si Pembicara itu bukan tanpa dasar; dari
Anas bin Malik ra. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Jika seseorang
menikah maka ia telah menyempurnakan setengah agamanya. Karenanya, bertakwalah
kepada Allah pada separuh lainnya. (HR.
Al-Baihaqi)
Bro, kita
engak boleh mangkir kalo ketemu masa tertarik ama lawan jenis. Salurkan aja. Karena itu fitrah. Dan fitrah enggak pernah salah. Yang jadi masalah pas kita tidak menemukan masa ini, apalagi sampai tertarik ama sesama jenis. Naudzubillah.
Jadi bro, orang yang bilang, “gue mau fokus kuliah dulu, gue
mau meniti karir dulu.” Dan fokus-fokus yang lain, bulsyit. Tapi inget, Allah
dan Rasul-Nya telah memberi jalan untuk menyalurkannya dengan benar, yaitu
dengan menikah.
Pernikahan
itu ibadah. Allah tidak pernah menyulitkan hamba-Nya yang mau beribadah. Karena syarat diterimanya setiap ibadah tetap sama: sungguh-sungguh
dalam melaksanakannya, niat ikhlas karena Allah, dan sesuai dengan syariat
Al-Qur’an dan Hadits. Kalo dah gitu,
siap-siaplah dengan kemenangan dan kemudahan yang Allah janjikan.
Emangnya dah
pasti orang yang udah menikah itu
lebih mulia dari yang masih jomblo ?
Jawabannya:
belum tentu. Tapi kalo menikah dengan
cara yang benar, sudah pasti dia lebih mulia daripada seorang jomblo.
Si
Jomblo boleh aja beralasan iman itu adalah nikmat kesendirian.
Benar, dengan mensyukuri sebagai jomblo korelasinya bahagia. Tapi ketika
dinikmati, maka korelasinya adalah terlena. Mau terlena dalam ketidaksempurnaan
agama sampai kapan, mblo ? Berusaha
bukan malah enggan mempersiapkan pernikahan apalagi sampai phobia.
Nah,
apa phobianya ?
Pernah
ketemu ama orang yang biasa kalau
beli buku, di poto, trus dipamerin di sosmed ? Tapi, pas buku yang dibeli judulnya “Pernikahan
dari A-Z”, malah disembunyiin karena
dianggap aib dan enggak siap jadi korban
bully. Pernah ketemu cewek UGM (Usia Gawat Menikah) kasih kriteria calon suami cuma satu, asal
laki-laki. Atau orang yang nganggap
tabu jomblo yang sukanya ngomongin
tentang pernikahan ?
Kalau
jawabannya pernah, inilah pengidap nikaphobia.
Pernikahan
adalah keindahan. Bener pas walimatul
ursy-nya aja, penganten duduk di
singgasana seperti Prince and Princes.
Setelah itu menderita, diuber-uber tukang
chattering, ngelunasi sewa gedung ama
bayar honor hiburan. Padahal, sejak ijab kabul sampe maut memisahkan semua aktifitas dalam pernikahan dibalas dengan
kebaikan.
“Aku dah enggak peduli, di umurku yang udah segini. Siapa pun laki-laki yang datang bakal ku terima.” Pernah nemu
dengan yang beginian ? Jika Ya, maka
ingatkanlah hadits Rasulullah SAW. “Seorang
wanita itu dinikahi karena 4 perkara: karena hartanya, karena keturunannya, karena
kecantikannya, dan agamanya. Maka hendaklah yang diutamakan yang beragama,
niscaya kamu berbahagia.” (HR. Muslim dan HR. Bukhari).
Bro,
cewek itu lemah ama pendengaran. Jangan karena pas
ketemu dia selalu ngomongin masalah agama, trus klepek-klepek dan bilang kalo dia calon suami idaman. Sedang
cowok itu lemah ama
pandangan. Jangan karena dia cantik
berjilbab, kemana-kemana bawa bekal langsung
bilang itu perempuan yang dicari untuk menjadi ibu dari anak-anakmu. Menikah bukan ama yang memiliki ilmu agama, tapi beragama. Asal kaya, asal keturunan
baik-baik, asal cantik aja masih
harus ditinjau ulang. Trus, kenapa masih
nyari yang asal-asalan
?
Pernikahan
tanpa masalah ? Mustahil. Karena
sebuah pernikahan dibangun dengan pondasi dua manusia yang berbeda. Masalah
tidak akan selesai dengan modal cinta pun
harta berlimpah. Pernikahan butuh orang
yang bertanggung jawab dan memiliki komitmen. Salah memilih pasangan sama aja dengan men-DP
tempat di neraka.
Jadi,
masih ingin menikah ?
Jika
jawabannya masih. Maka bertaubatlah, perbaiki diri dan jangan lupa ngaca. Pengen punya istri shalehah, cantik, pinter masak dan penyanyang anak-anak ? Pengen punya suami kaya, ganteng, hafidz Qur’an pulak ? bisa, tapi elo siapa ? Inget, pasangan
hidupmu kelak adalah cerminan dirimu, mblo.
Semangat berjuang.
===================================================
Ini tulisan aslinya, setelah disunting editor, silahkan baca yang lebih bagus di sini:http://www.bersamaislam.com/2015/11/tentang-jomblo-ugm-dan-virus-nikaphobia.html
No comments:
Post a Comment