Saya Cuma Pengarang, Cinta
Kali ini aku mau riview kumpulan cerpennya Benny Arnas, “Jatuh Dari Cinta”.
Seperti judul bukunya, keempat belas cerpen di dalamnya memiliki benang merah,
Jatuh dari Cinta. Melalui cerpen-cerpen ini Kak Benny seakan memberi peringatan
ke kita, bahwa cinta itu ada masa aktifnya juga. (Udah kayak Sim Card aja
yaa...)
koleksi google image
Lalu adakah cerpen
berjudul serupa dengan judul buku? Aku pastikan enggak ada. Karena kayak aku
bilang tadi, judul buku ini diambil dari benang merah ide keseluruhan cerpen
didalamnya. Bahwa cinta bisa lelah juga. Dan semakin menarik karena di akhir
Kak Benny memberi dua bonus sekaligus, lewat tulisan ‘Kepada Pengantin Baru’
yang ia tulis untuk pernikahannya dan “Saya Cuma Pengarang, Cinta”.
Saya Cuma Pengarang,
Cinta.
Ah, aku ngebayangin
judul ini dipilih karena keresahan istri si Kakak kalau-kalau kelak cinta mereka
akhirnya harus berlalu hambar. Tapi jadi pengen curhat juga bawaannya. Bang
Arafat Nur, salah satu riview novelnya udah aku tulis di Sini. Bahwa seringkali pembacanya menduga-duga kalau tokoh dalam
tulisannya adalah dia sendiri.
Aku suka gitu juga
sih, pernah ngebaca novel yang orangnya aku kenal. Terus nemu benang merah
bahwa tokoh dalam cerita karakternya mirip banget sama si kawan itu. Bahkan
untuk buku-buku yang aku baca padahal belum kenal penulisnya, aku suka
nebak-nebak bahwa beginilah sebenarnya karakter si penulis. (Hayooo ngaku siapa
yang udah mulai nerka-nerka aku kayak apa??!!)
Pikiran ini semakin
diperkuat juga dari pengakuan beberapa teman yang lebih mumpuni di dunia
ke-sastraan bahwa sedikit banyak memang tulisan itu akan menemukan benang merah
ke karakter penulisnya. Dulu aku suka gitu soalnya, kalau dapat permintaan
teman di akun sosial dari orang yang enggak tau siapa, di stalking dulu biar tau dia orang kayak apa. Sampai sekarang masih
gitu sih. Dan, kabarnya bukan cuma aku loh yang gitu, kalo enggak salah di
Jepang (Kalo salah tolong dibenarkan, ya), bahwa setiap pelamar kerja, sebelum
dinyatakan lolos seleksi berkas, terlebih dahulu di stalking-in akun sosialnya.
Kok jadi melebar,
ya...
Oiya, cak buka ini
dulu Klik , di situ aku ada cantumin
pendapat tentang penulis. Jangan jawab iya, kalo belum baca. (Maksaaaaa...)
Jadi ternyata
seringkali ternyata ada juga penulis yang dunia nyatanya tidak semanis
tulisannya. Untuk dunia sekarang ini ngenak banget, yah. Karena mereka yang
suka berkeliaran buat kecemburuan di media sosial, ternyata kehidupan nyatanya
berbanding terbalik. Yah, enggak jauh bedalah sama cewek yang pas keluar rumah
buat seluruh mata terfokus padanya. Atau bahkan bisa Mengalihkan Dunia-nya
Afghan... (Nyanyiiiii....), ternyata eh ternyata, cucian seminggu udah numpuk
di rumah, bukan hanya itu, kamar juga ditinggalkan dalam keadaan berantakan.
Entahlah, entah “Saya
Cuma Pengarang, Cinta” adalah sebuah cara Kak Benny untuk meyakinkan istrinya,
atau memang penulis suka nulis yang tidak jauh berbeda dengan keadaan
pribadinya. Terus gimana dengan tulisanku...??
Biasanya, aku sih suka
manfaatkan inspirasi dari mana aja. Semacam pertanyaan di wall facebook gitu,
“Apa yang kamu fikirkan?”
Gitulah kira-kira,
“Tulislah apa yang Kamu pikirkan, bukan memikirkan apa yang akan kamu tulis.”
Eh, mau baca bukunya
juga?
Aku enggak tau sih
masih ada di toko buku apa enggak... masih kayak kemaren, aku nyuri baca juga
punya teman. Maaf yaa Kak Benny, kalau kakak ngisi di Medan aku janji datang
deh, biar bisa dapat buku yang ada tanda tangannya langsung, kayak buku si
kawan yang kucuri baca itu.... ^^
No comments:
Post a Comment