Friday, September 1, 2017

Riview Drama Korea: Moon Lovers

Moon Lovers: Makna Sebuah Pengakuan

Buat pecinta drama korea, pasti udah pada nonton Moon Lovers donk, yach? Aku aja yang enggak cinta-cinta banget udah nonton sampe’ 4 kali.
                Serius?
                Serius loo...
                Tapi  kali sebelumnya aku cuma nonton 2 jam aja untuk semua episode-nya. Itu kali pertama, kali kedua buka lagi cuma sejam setengah, kali ketiga ambil scane-scane romantisnya aja... (Cuit-cuit...) Nah, untuk keempat kalinya barulah break 2 hari full untuk nonton. Jadi ceritanya aku ada libur 4 hari, mau jenjalan kantong enggak mendukung, jadilah ambil jalan pintas. Berkurung di kamar, itung-itung cari inspirasi sich...
                Aku suka nonton, film kesukaan aku sebenarnya film Indonesia. Tapi kalo ada yang recomended “ini film enak,” biasanya aku bisa penasaran juga tuh. (Kalau ada yang mau recome film, matur nuhuun, apalagi sekalian sama file-nya... Ahak). Untuk drama korea sendiri, aku selalu suka yang model kolosal. Sinetron kolosal Indonesia enggak kalah seru sih sebenarnya. Kenapa kolosal? Yah, karena aku suka sejarah, kali ya... Dan drama kolosal Korea punya cara yang unik dan hampir sama dalam penyajiannya.
                Dimana?
                Entah karena pengaruh Budha atau kepercayaan modern tentang lorong waktu, beberapa drama Korea yang ku tonton idenya hampir sama. Seseorang dari masa depan terjebak ke masa lalu. Karena beberapa kali nemu yang kayak gini, jadi sempat mikir juga sih, ini ide klise drama korea. (Yang mau protes jumpa tengah, yaa...)
                Well, meskipun tadi aku bilang klise. Tetap aja ide ini unik, kan?
                Oke, back to topic...

poster from google image

                Moon lovers mengangkat kisah kerajaan Goryeo. Tepatnya raja pertama yang mendirikan kerajaan Goryeo. Di awal. Karena sebenarnya tokoh utamanya adalah raja keempat Goryeo yang dicatat sejarah sebagai raja yang sadis, musabab membunuh saudara dan keponakannya sendiri. Karena kita bukan orang Korea boleh jadi nebak-nebak, sebenarnya ini drama sedang melakukan pembenaran sejarah atau mengubah sejarah menjadi lebih baik. Yang penasaran boleh googling atau tanya langsung ke Korea laa yaa, entar jangan lupa sharing ke aku^^
                Jadi ceritanya, si Raja pendiri Goryeo ini memiliki 29 istri, belum selirnya. (Buanyak amat....) yang sebenarnya pernikahan ini adalah pernikahan politik. Dimana untuk menundukkan sebuah daerah, si raja menikahi putri-putri dari daerah asal sehingga keseluruhan penduduk mendukungnya sebagai raja dan saudara. Nah, banyak istri sudah pasti banyak anak. La wong istri atu aja bisa banyak anak.
                Di kisahkan si raja memiliki 25 anak, tapi di cerita hanya ada putra Mahkota Wang Moo, Pangeran ketiga Wang Yo, Pangeran keempat Wang So, pangeran kedelapan Wang Wook, Pangeran kesembilan Wang Won, pangeran kesembilan Wang Eun, Pangeran ketiga belas Baek Ah, Pangeran Keempat belas Wang Jung, dan seorang putri dari permaisuri kedua Putri Yeon Hwa.
                Kebayang dong, ya...  musabab pemainnya buanyak_ Bahkan aku susah membedakan pangeran kesepuluh, ketiga belas dan keempat belas_ konfliknya pasti buanyak juga. Di 5 episode awal nebak-nebak dah pasti. Keganjilan Selir Oh yang memilih menjadi dayang istana demi bisa selalu dekat dengan kekasihnya yang sekarang menjadi raja. Cinta segitiga antara Pangeran ketiga, Putri Yeon Hwa, dan Pangeran keempat yang kesemuanya bertepuk sebelah tangan. (Padahal mereka satu Ayah, kan yaa... )
Pangeran kedelapan Wook yang paling cerdas, namun selalu melakukan kesalahan dalam percintaannya. Bahkan Baek Ah si Pangeran ketiga belas yang dikenal di perempuan se penjuru Goryeo waktu itu juga mengundang air mata. Meskipun permintaan Pangeran kesepuluh Wang Eun, agar dibunuh oleh Pangeran Wang So di hadapan Pangeran Wang Yo, sebab istrinya telah lebih dulu terbunuh enggak kalah so sweet dari Kisah Romeo dan Juliet.
Belum lagi Ratu Yoo yang berambisi menjadi ibu suri, tapi salah satu putranya Pangeran Wang So malah disingkirkan dari istana. Komplit dah pokoke. Inilah alasan di awal aku masih malas nonton ni drama. Soalnya waktunya kurang senggang untuk mendalami ceritanya. Nah, justru dari kacamata aku nih sebenarnya inilah ide utama ceritanya, kebingungan si Raja tentang adanya ramalan tentang kedua putranya Wang Moo dan Wang So sebagai raja setelahnya, sedang istrinya Ratu Yoo, terbelenggu cemburu akibat paham pernikahan politik suaminya.
Dampak cemburu inilah yang membuatnya menggugurkan kandungan Selir Oh yang sebelumnya adalah kekasih raja, bukan hanya itu ia juga membuat rencana jahat untuk membunuh Putra Mahkota Wang Moo, selain mengusir Pangeran Wang So dari istana. Singkatnya, Ratu Yoo adalah pemeran antagonisnya.
Makna sebuah pengakuan.
Itulah pesan tersirat dari drama ini. Seperti di awal aku dah bocorin bahwa tokoh utamanya adalah pangeran keempat, Wang So. Kalau sekarang di kehidupan yang lebih modern istilahnya ‘Broken Home’ gitu lah. Jadi kan, peramal istana sudah meramalkan kalau kelak pangeran Wang So bakal jadi raja. Tapi rajanya enggak bisa apa-apa karena Ratu Yoo bukan hanya mencelakai Pangeran So, tapi juga Selir Oh yang memiliki tempat khusus di hati raja.
Jadi kira-kira Pangeran So ini hidup di tengah-tengah Ayah yang menyayanginya secara sembunyi-sembunyi, dan ibu kandung yang tidak mengakuinya. Sebenarnya sih, Pangeran So enggak pernah dendam pada ibunya. Bahkan, ia berkali-kali menghapus jejak kejahatan ibunya, yah demi pengakuan tadi. Bahkan, hal pertama yang paling membahagiakan Pangeran So adalah saat ia bisa memanggil raja dengan sapaan Ayah.
Apakah di akhir Ratu Yoo mengakui Pangeran So, ternyata bisa dibilang tidak. Bahkan ketika akhirnya Pangeran So menjadikannya Ibu Suri. Satu-satunya yang menandakan Putri Yoo menerimanya adalah saat di penghujung ajalnya Ratu akhirnya mau menyentuh bekas luka yang ia torehkan di wajah Pangeran So.
terimakasih google image

Begitulah, kenapa sebelumnya aku bilang bisa jadi ada dugaan bahwa ini drama semacam pembenaran sejarah gitu. Ya karena si Hae Soo, yang sebenarnya di dalam tubuhnya ada Go Ha Jin yang berasal dari dunia sekarang, taunya Pangeran So yang kemudian menyebut dirinya sebagai Raja Gwangjong adalah raja keempat Goryeo dan terkenal sadis. Karena itu tadi, ia membunuh saudara dan keponakannya. Di sini diceritakan alasan kenapa saudara dan keponakannya itu dibunuh.
Buat yang belum nonton, sediakan waktu yang nyaman yah sebelum nonton. Supaya bisa nemuin pesan yang aku bilang tadi. Ini adalah tentang makna sebuah pengakuan. Buat aku yang belum jadi ibu tentunya, pesannya kira-kira gini:
“Jangan sampai karena kecemburuan lantas menelantarkan anak. Karena anak yang kurang kasih sayang itu bisa berbuat apa saja bahkan bukan demi kasih sayang yang tidak ia dapatkan, tapi sebuah pengakuan.”
Terus gimana kalo posisinya kita kayak Pangeran Wang So??? (Kalo mau jawab di kolom komentar yaa...)
Oiya, aku selalu terfikir buat ide cerita kayak drama kolosal korea ini. Yang diangkat sih kerajaan di Indonesia, kita kan punya juga. Di wattpad ternyata udah ada yang buat. Dia ngaku sih, inspirasinya dari Moon Lovers ini. Yang  diangkat cerita kerajaan Mataram, cuma kehidupan di dunia sekarangnya udah habis satu buku juga. Aku ngerasa kalah start sih, walaupun ada banyak celah yang buat aku masih berpeluang. Karena si penulis buat tulisannya hanya layak dibaca dewasa.

Gimana, kira-kira kalau aku buat ide gitu ada yang mau baca enggak, yaa??

No comments:

Post a Comment