Saturday, January 14, 2017

Antarkan aku ke Korea Selatan ...

Anneyongasseo....
Ach, Korea Selatan. Drama romantis, K-Pop, Kimchi, Handouk, Ginseng. Itu kali ya yang terlintas dibenak kebanyakan orang. Apakah Cuma itu?
Kalau aku sich bilang Korea Selatan itu awesome banget. Padahal jujur, aku baru mengenal Korea Selatan itu di catur wulan terakhir 2016. Baru banget, ya?
Mungkin karena sejak dulu satu-satunya negara di luar Indonesia selain Arab Saudi yang ingin kukunjungi adalah Jepang. Meski Jepang sempat menjajah bangsa tercinta ini, aku selalu berfikir bahwa Jepang adalah kumpulan orang-orang pemberani di tengah-tengah ketertinggalan sebagian besar yang melanda negara-negara Asia.

Jepang adalah bagian dari kisah cintaku dengan Fisika: kemajuan tegnologi, kedisiplinan, dan kekuatan prinsip adalah alasan kuat kenapa aku menjadikan Jepang sebagai kiblat untuk mendramatisir perjalanan cintaku dengan Fisika. Dan, inilah alasan utama aku menutup mata dengan negara-negara lain. Aku terlanjur terdoktrin dengan mindset yang kuciptakan sendiri: bahwa satu-satunya bangsa yang layak untuk dicontoh bangsaku, Indonesia, adalah Jepang. Lalu kenapa akhirnya aku membuka mata untuk Korea Selatan?
Kalau pertanyaannya itu, bisa jadi kita akan bercerita tentang kisah perselingkuhan. Kenapa? Sebab dalam ikrar setiaku dengan Fisika, bila aku diberi kesempatan melanjutkan studiku di luar negeri, maka tempat itu adalah Jepang. Dan hari ini, sejak satu semester terakhir ini aku berkenalan dengan teman baru bernama Korea Selatan, aku sudah berani memutuskan bahwa jika kesempatan itu memang ada, maka aku akan memilih Korea Selatan. (Aamiin...)
Kalau aku diizinkan untuk sedikit cerita (padahal diizinkan enggak diizinkan aku tetap akan menceritakan... ahaha), kecintaanku pada Jepang itu sudah tumbuh sejak aku pertama kali belajar Sejarah, khususnya sejarah tentang penjajahan Jepang terhadap Indonesia. Dan itu dulu sekali, maksudnya aku masih di bangku SD. Kecintaan itu terus tumbuh sampai akhirnya aku memberi kesempatan si negara Ginseng ini. (soundtracknya lagu SADIS-nya Afghan)
Kenapa aku bisa berpaling, padahal kecintaanku pada Jepang sudah tumbuh subur selama belasan tahun di dalam diriku. Nah, ini dia sebenarnya yang ingin aku share buat yang sudi baca tulisan enggak penting ini ...
Check it Out ...
Jadi, dulunya aku sempat ill feel sama Korea Selatan. Seriusan. Virus Korea Selatan menyebar sampai ke pelosok negeriku. Yang paling buat aku semakin makin, justru yang terserang virus K-Pop, Drama Romantis dan lain sebagainya sejenisnya itu adalah temen-temen aku generasi muda bangsa ini. Waktu senggang dihabiskan untuk menonton drama-drama Korea, musiknya, style-nya, sampai gaya hidupnya pun mulai ala-ala Korea. Intinya, mereka-mereka yang terjangkit virus Korea ini meresahkan. Itulah alasannya.
Nokia, merek HP yang pernah menduduki peringkat teratas akhirnya mengalami juga masa-masa di bawah oleh kehadiran Android. Dua tahun menghilang dari peredaan. Itulah cikal-bakal perkenalanku dengan Korea Selatan. Yah, sebab aku mulai kepoin produk yang sanggup bersaing di tengah-tengah semakin maju dan pesatnya dunia komunikasi tegnologi, yaitu Samsung.
Gara-gara alat canggih yang memungkinkan dunia berada dalam genggagam inilah, aku mulai kepo sama Korea Selatan. Wow banget rasanya, apalagi Menteri Komunikasi dan Informarsi yang sekarang ada program semacam study banding gitu ke Perusahan Komunikasi di Korea Selatan. Yah, aku memberikan penilaian positif pertama kali untuk Korea Selatan karena kecanggihan tegnologinya. Sebelumnya aku cuma tahu kalau negara Asia yang ngerti tegnologi cuma Jepang.. (maklumlah, cinta itu buta soalnya...)
Aku punya keinginan bisa mengusai bahasa asing. Konon, kemampuan berbahasa asing itu bisa terus meremajakan otak. Awalnya aku cuma ingin menguasai beberapa bahasa daerah Indonesia dengan suku dominan, bahasa Inggris, bahasa Arab dan tentu saja bahasa Jepang. Namun, setelah kesemsem sama-sama Korea Selatan gegara kemajuan tergnologinya tadi, aku mulai tertarik untuk mengenal sedikit ungakapan-ungkapan bahasa Korea. Well, untuk itu aku mulailah membuka diri untuk nonton drama Korea.
Bisa jadi karena moment-nya enggak tepat. Pas aku nonton drama, keadaan sekitar aku sedang memungkinkan aku untuk berubah menjadi cewek seutuhnya #eh, lebih berjiwa sensitif maksudnya. Jadilah, nonton drama yang gendre-nya romance, aku-nya jadi baper... #eeeeeaaaaaaaaak.
Bisa jadi itu bukan drama pertama yang aku tonton, tapi setidaknya itu adalah drama yang sangat membekas diingatan. (gimana la ya kan? Udah keduluan baper...). Si oppa itu nama-nya Soon Joon Ki, berperan sebagai laki-laki menyebalkan menurutku karena terlalu bodoh dalam mencintai kekasihnya.. sampai-sampai menomorduakan adiknya, dan yang parahnya mengorbankan masa depannya menjadi dokter demi tidak kuasa melihat perempuan yang dia cintai berada dipenjara karena tidak sengaja membunuh. Buat pecinta Drama Korea, apalagi Soon Joon Ki lovers, pasti tau aku lagi cerita drama yang mana. Tapi sudahlah, kita tidak sedang mengulas drama disini.
Kembali ke laptop... topik awal maksudnya.
Jadi setelah punya keinginan untuk belajar bahasa Korea, aku pun mulai kepo tentang kehidupan artis Korea (Skip), kehidupan sehari-hari masyarakat Korea maksudnya. Kalau lagi mangkal di toko buku, mulai suka baca-baca sinopsis buku tentang Korea. Kalau kebetulan baca berita dari internet, mulai iseng buka-buka iklan yang menjanjikan perjalanan gratis ke Korea. Dan parahnya, pas lagi nge-date sama adek aku (maklum masih jomblo happy. Loooh), aku mulai memasukkan Korea dalam bahasan. Sampai-sampai adekku yang paling ganteng itu (enggak ada saingan di rumah soalnya, kecuali ayah. Kalau di luar jangan tanya... heheh), berkomentar, “Kau kenapa sih, kak. Kok jadi ikut-ikutan demam Korea gitu ku liat?”
You know reader .....
Pas adikku berkomentar seperti itu, jelas dia sedang mengkhawatirkan kesehatanku. Ahahaha...
Well, Korea emang awesome banget. Serius, aku sampai belajar otodidak untuk bisa baca aksara-nya mereka tau... parah kan? Baru kenal 6 bulanan aku udah sampe segitunya sama Korea. Tapi ini beneran, aku makin pengen teriak wow wow pas adikku bilang, “Masak enggak tau sih, kalau Korea Selatan juga pernah jadi tuan rumah Piala Dunia?” (Aku dulu sempat suka bola, tapi enggak peduli itu memperebutkan piala apa, aku lebih milih ikut taruhannya.. Ooops, jangan ditiru, ya. Sekarang udah insyaf, Insyaallah).
“Sekjen PBB juga dari Korea Selatan, kan?” lanjutnya lagi. Ow ow, waktu itu aku udah seperti Kang Ma Ru yang diperankan Soon Joon Ki di drama yang tadi sempat aku ceritain. Udah keterlaluan jatuh cinta sama someone like you sampai-sampai yang begituan pun aku enggak tau. Parah, kan? Yaudah, jangan ikutan sedih gitu dong. Kasian, aku enggak sanggup beliin tisu soalnya, dan aku berani bersumpah, tanganku tak sampai untuk menghapus air matamu. (Haaaaa????? ... #Abaikan)
Yang barusan buat aku makin jatuh cinta sama Korea Selatan adalah, bahwasanya pemerintah Korea Selatan menyediakan beasiswa full untuk mahasiswa Indonesia yang mau belajar di sana. Dan ... untuk S-2, aku bilang itu syaratnya sangat mudah dibanding beasiswa LPDP dari pemerintah kita, yang katanya kuotanya selalu berlebih karena banyak pelamar yang tidak memenuhi syarat. Katanya lagi karena standart TOEFL-nya itu. Kriteria mudah karena IPK-nya standar pelamar kerja untuk lulusan eksakta, dan tidak mensyaratkan TOEFL, walaupun itu bakal jadi nilai tambah jika ada. Dan awesome-nya lagi, sebelum kuliah si calon penerima beasiswa wajib belajar bahasa Korea selama satu tahun penuh. Ini, yang buat mahasiswa Indonesia yang sudah di sana ngiri sama penerima beasiswa ini.
Enggak penting yah tulisan ini?
Emang sih, tapi aku merasa perlu berbagi dengan temen-temen yang kalau bengong suka jadi reader silent, kata-katanya sih, TULISAN ITU HIDUP. Yah, siapa tahu kan, gara-gara aku nulis ini (walaupun enggak ada yang baca) malaikat jadi ngaminkan harapanku untuk bisa melanjutkan studi di Korea Selatan. Aamiin...
Eh, dari tadi kita belum cerita liburan ke Korea ya? Oops, ini penting nih. Aku mungkin jatuh cinta sama Korea lebih karena aku mencintai Fisika dan ilmu terapannya. Tapi, sama seperti Jepang, Korea Selatan bukan hanya maju di bidang tegnologi, tapi juga kedisiplinan dan mental bertahan yang kuat. Nilai plus-nya lagi, di Korea itu saluran transmisi diupayakan dengan kabel tanah, jadi kemungkinan kebakaran karena kabel-nya kecil. (Iya enggak sih?). kesimpulannya sih, walaupun Korea maju di bidang tegnologi, tapi mereka tetap menjaga agar keasrian alam-nya tetap terjaga.
Jadi, kalau aku berharap bisa menetap di Korea beberapa tahun untuk belajar, mungkin banyak orang malah pengen ke Korea justru cuma sekedar liburan. Nah, kalau alasannya itu, ini ada jasa tour ke Korea yang di jamin halal. Buat saudara muslim pasti butuh banget nih, konon di Korea masih H2C (Harap-harap Cemas) untuk makanan halal dan tempat melaksanakan shalat kalau di luar rumah.
Sila check aja di link ini: http://www.cheria-travel.com/2013/04/promo-paket-tour-korea-selatan.html aku enggak berani menjanjikan apa-apa soalnya. Belum siap berdiam di balik jeruji karena menyampaikan info yang aku benar-benar belum tau. (Subhanallah)
The last...

Terima kasih untuk yang sudah mau baca tulisan tidak penting ini sampai selesai. Walaupun bagiku ini penting, karena aku berharap tulisan ini hidup dan menghidupkan harapanku untuk ke Korea Selatan. Terlebih, apabila yang baca sudi mendoakan. Insyaallah, doa itu akan mengantarkan aku ke Korea Selatan. Aamiin Yaa Allah ....
Eh, kelupaan... buat yang mau info seputar perjalanan yang lainnya bisa dilihat lebih lengkap di link ini: Check it Out


<a href="http://www.cheria-travel.com/2016/11/lomba-menulis-artikel-kreatif.html"><img alt="Lomba Menulis Artikel Cheria Wisata" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAOCout2Lkehvlpf-9yWqhljtv3omy5X9dYZMbw-izUh_AQ8AJx4o_2ZJ2G2NUxBZpUJuhmQri4KQWEH2Kh6vX-hGjhI7k-dOQIharb-WNKkCL3KM-YsuuRFjZhvAL92vj1Dr-6EpDYaXd/s1600/lomba-menulis-artikel5%2523.jpg" width='300px' height='300px'/></a>

2 comments:


  1. Korea memang keren, banyak sekali tempat wisata meanrik disana. Yang paling saya suka yaitu Nami Island, tamanya keren banget, warna daun pepohononya kuning kuning sejuk gitu ^_^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu alasan kebanyakan orang emang Mas, tapi kalau aku lebih karena Korea Selatan negara Asia yang modern di bidang tegnologi tapi tetap menjaga keindahan alamnya. Setiap orang punya alasan masing-masing

      Delete