Kisah Cinta: Fisika – Jepang versus Korea Selatan
Bisa jadi tulisan
ini berhubungan dengan tulisanku yang ini: Baca Ini Well,
kali ini aku mau lebih banyak cerita tentang Jepang. Semoga tidak ada yang
menangkapku karena dianggap berkhianat pada Indonesia gegara tulisan ini. Tapi,
mumpung kita masih di dermaga, lebih
baik kujelaskan saja di awal bahwa ini semua tentang kecintaanku pada Fisika
dan Jepang.
Jika arahan di dermaga ini sudah
difahami, barulah kita boleh berlabuh. Ciiieeeeh...
Aku seorang saintis, bukan cita-citaku, tapi aku cukup
sadar ini takdirku. Mungkin aku memang belum menyumbangkan apa-apa untuk ilmu
pengetahuan, tapi setidaknya kecintaanku dengan tantangan Fisika sudah menjadi
buktinya, kalau aku ikhlas dengan jalan takdirku.
Aku menulis. Right! Bukan cita-citaku juga menjadi penulis, tapi aku tahu ini
adalah passion-ku, anugrah yang Allah
lebihkan atasku. Maka harus ku-syukuri, yah dengan cara tetap mengasah
kemampuan menulis untuk tetap menyelipkan kebaikan. Semoga, reader silent yang baca tulisan ini
tidak memutuskan berhenti membaca, karena meski seringkali tidak penting, aku
selalu berharap orang yang membaca tulisanku menemukan kebaikan yang tercecer
di di sela-sela untaian kalimatnya. Ekheeeem...
Aku mencintai Jepang. Iyakah? (mulai bingung jawab). Setidaknya itulah
yang aku rasakan, semoga aku tidak salah kalau mengatakan ini bagian dari cinta.
Tapi rasa itu ada, justru saat otakku mulai sanggup memikirkan hal-hal yang
bukan hanya sekedar lapar lalu makan, haus lalu minum. Aku kagum pada Jepang. Iyah.
Aku kagum, sebab ditengah maraknya bangsa-bangsa Eropa mencari peruntungan
untuk memperbudak negara-negara Asia, Jepang unjuk gigi. Seakan, menantang
Eropa dan mengatakan, “Hei bangsa Eropa, Asia bukan bangsa lemah. Ayo lawan
aku!” (Terusssss ... bayangkan animeeeeee
pahlawan bertopeng, Sinchan...)
Tapi begitulah pola fikirku terhadap
Jepang. Meski akhirnya, Indonesia termakan juga oleh iming-iming Jepang, tapi
aku pribadi tidak pernah dendam terhadap Jepang. (Ya iyalah, nek. Loe enggak ngerasain gimana tersiksanya ikut
romusha....) keep calm, broo. Mari sama-sama gunakan konsep meja untuk
menilai.
Bila melihat dari jumlah kakinya,
maka meja tak ubahnya hewan berkaki empat, atau ia diciptakan sebagai hewan
berkaki empat tanpa nyawa. Bila melihat meja dari salah sudutnya. Akan kau
temukan bahwa meja punya tiga sudut lagi dengan besar yang sama. Atau bila kau
nilai dari salah satu sisinya, meja tak ubahnya hamparan persegi panjang, yang
memiliki empat sisi dengan dua ukuran berbeda.
Seperti itulah aku mencintai Jepang.
Orang lain bicara dendam tentang Jepang si penjajah, tetapi kukatakan Jepang
pernah menjadi pahlawan untuk bangsa-bangsa di Asia. Orang lain boleh
mengatakan Jepang mencoreng bangsa Asia karena sifat penjajahnya, tapi
kukatakan, Jepang adalah bangsa yang patuh-disiplin dan menjaga budaya sopan
santunnya. Dan Indonesia, perlu belajar banyak pada Jepang.
Aku belum pernah ke Jepang, tapi aku
punya mimpi untuk berkunjung dan tinggal beberapa waktu disana. Bahkan, aku
belum pernah bertemu dengan orang Jepang, tapi mengetahui WNI naturalisasi
Jepang pun sudah cukup mengobati rinduku, bahkan meski tak berjumpa sekalipun.
Adakah cinta seromantis ini, kawan????
Ayo... jujur.... baper kan?
Padahal, kegagahan Jepang itu justru
terlihat dari bagaimana mereka berkembang menjadi negara dan bangsa yang
menyumbangkan karya untuk kemajuan tegnologi. Bisa jadi mereka tidak ramah,
tapi bukankah banyak orang terhibur dengan anime-animenya? Ach, sebenarnya
bicara Jepang tak kalah dengan cerita 1001 malam-nya Aladin. Sebab Jepang,
bukan hanya tentang tegnologi, anime, budaya, dan disiplin.
Mungkin yang suka traveling punya
alasan sendiri kenapa harus ke Jepang. Tapi yang jelas, orang yang suka
melancong dan bingung mau kemana lagi, Jepang bukanlah pilihan buruk. Berikut
ini ada link jasa traveling halal ke Jepang: http://www.cheria-travel.com/2016/06/paket-tour-jepang-wisata-halal-muslim.html
Sebenarnya aku memang sudah
selingkuh dengan Korea Selatan, tapi aku sadar kecintaan dan kekagumanku pada
Jepang tidak akan pernah surut apalagi padam. Aku punya alasan kenapa begitu
mencintai Jepang (again... aku tidak
bermaksud berkhianat pada Indonesia, please...) So, sama seperti kenapa seseorang
mencintai sesuatu, pasti ada alasannya. Kalau katanya cinta itu buta,
percayalah buta pun ada sebabnya.
Brrrrrr... buat yang mau tau info travel ke tempat lain boleh berselancar ke Sini
Brrrrrr... buat yang mau tau info travel ke tempat lain boleh berselancar ke Sini
<a href="http://www.cheria-travel.com/2016/11/lomba-menulis-artikel-kreatif.html"><img alt="Lomba Menulis Artikel Cheria Wisata" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAOCout2Lkehvlpf-9yWqhljtv3omy5X9dYZMbw-izUh_AQ8AJx4o_2ZJ2G2NUxBZpUJuhmQri4KQWEH2Kh6vX-hGjhI7k-dOQIharb-WNKkCL3KM-YsuuRFjZhvAL92vj1Dr-6EpDYaXd/s1600/lomba-menulis-artikel5%2523.jpg" width='300px' height='300px'/></a>
No comments:
Post a Comment