Sunday, December 31, 2017

Sebuah Riview; Ayat-ayat Cinta 2, antara Move On dan Baper


                Aku bingung juga, ini tulisan bermaksud untuk buat Riview film Ayat-ayat Cinta 2 yang tanggal 28 kemaren udah tembus 1,5 juta penonton (belum update terbaru, kalo ada yang baca terus udah liat up date’an boleh informasikan di komentar yaaak), atau mau curhat. Hahahah...
                Well...
                Terkait kontroversi yang beredar mengenai tokoh Fahri yang katanya... sangat-sangat perfeksionis, menurut aku yang berpendapat seperti itu pasti belum baca novel-novel picisan di wattpad, serius! Akhir-akhir ini aku iseng baca beberapa cerita di sana (wattpat, maksudnya) tokoh-tokohnya itu digambarkan jauh lebih ‘perfect’ dari Fahri loo. Kenapa pakek tanda kutip, ya karena tokoh yang dibuat para penulis itu jauh lebih enggak mungkin ada. Emang, seringkali penulis membantu pembaca memvisualisasikan tokoh yang dimaksud, yaa tapi tetap aja itu seperti memvisualisasikan Fahri dengan Fedi Nuril, kan?
                Yupz....
                Berhubung aku belum baca novelnya, aku niat beli sih, cuman belum sanggup dan sepertinya angin surga belum berpihak padaku dengan mengirimkan someone yang merelakan bukunya untuk kubaca gratis. Tetoooot. Jadi  sebisa mungkin aku enggak akan bahas novel, asal jangan enggak bahas filmnya aja-lah, Na.
                Jujur, maksud hati yang paling dalam (Kok jadi momen Say I Love You gitu yaak) aku memang ingin menyampaikan jawaban yang tak sengaja kutemukan dari rasa penasaranku lewat film ini. Enggak serius kalilah, ini kita lagi nyantai kok. Enggak bakalan serumit menemukan persamaan panjang gelombang stasioner dari persamaan percepatan yang harus menggunakan integral berlipat. Atau sepanas menentukan suhu boiler yang digunakan untuk membubur sebongkah baja. (Ngomong apa sih, kok jadi HOROR ^^)
                So, dengan alasan yang hanya akan aku beri tahu jika kalian menanyakan langsung ke aku face to face, aku selalu penasaran tentang perkara: Benark enggak sih, perempuan itu susah move on? Ada kemungkinan enggak laki-laki jauh lebih susah move on ketimbang perempuan? Dua pertanyaan, tapi itu perkara pertama. Perkara selanjutnya (adalah perkara perdata, kepada jaksa penuntut dipersilahkan untuk menyampaikan tuntutannya... ahahah serius kali), perihal #BAPER (Bawa PERasaan). Okey... kita selesaikan step by step yaaa, pertama silahkan panaskan minyak, kemudian masukkan irisan bawang, cabai dan tomat. Selanjutnya....
                Perkara Pertama; Siapakah yang lebih susah Move On, laki-laki atau perempuan?
                Sebelum kita masuk ke bab 4 yang akan menjabarkan tentang hasil analisa saya, terlebih dahulu saya akan menyampaikan latar belakang masalah dan tujuan dari penelitian ini??? Serius kali, kita bukan lagi persentase loo. Well, sebenarnya aku punya reason yang sudah mendunia #halah dengan pendapat pribadiku, bahwa, Laki-laki jauh lebih susah move on ketimbang perempuan. Pertama, jika anda bertemu bapak Habibie hari ini, dan anda menanyakan tentang Buk Ainun, beliau pasti akan menyebutkan: sekian tahun, sekian bulan, sekian hari, bahkan (Aku agak kurang yakin tentang ini, tapi sepertinya iya) sekian jam sejak ibu Ainun pergi (meninggal). It’s really, dan seperti itulah berharganya sosok Ibu Ainun bagi seseorang yang disebut-sebut sebagai orang terjenius di negeri tercinta ini.
                Kedua; Taj Mahal. Silahkan googling benda semacam apa itu Taj Mahal. Tapi yang jelas, bangunan indah yang hanya dan akan selama-lamanya menjadi satu-satunya di dunia itu dibangun atas dasar ketidaksiapan seorang laki-laki dengan perempuannya yang mendahuluinya.
                Ketiga; Rasulullah SAW. (Afa-afaan ini, kenapa bawa-bawa Rasulullah SAW. segala?) Tenang, Insyaallah ini bukan bid’ah yang menyesatkan sehingga membawa kepada kekafiran. Jadi, Aisyah ra. ketika ditanya pendapatnya tentang istri-istri Rasulullah SAW. yang lain, beliau menjawab; “Aku tidak pernah cemburu. Kecuali saat Rasulullah SAW. menyebut-nyebut nama Khadijah di depanku.” (Boleh dibenarkan untuk teks aslinya, tapi kalau di bahasakan begitulah kira-kira). Tidak bermaksud berlepas diri bahwa Aisyah ra. adalah istri yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW._ atas jawaban Aisyah tersebut. Namun, bagaimana Rasulullah SAW. bisa tidak mengagungkan Ummul mukminin Khadijah ra. Bahasa kitanya, gimana menganggap Khadijah bukan siapa-siapa coba? Lha Allah ajja sampe menghibur Nabi SAW. dengan isra’ mi’raj, kan?
                And, back to laptop, because inti pembicaraan kita adalah AAC 2. Yang udah nonton filmnya pasti ingat scane saat Fahri minta nasihat pada Misbah sebelum memutuskan untuk menikahi Hulya. Jangan bilang cuma ingat mereka setelah itu istighfar, yach? Dan, aku tidak ingin mengatakan kalau aku menemukan jawabannya lewat scane itu. Cuma mau ingatin aja, saat itu Misbah merasa tidak pantas untuk menasihati Fahri, tetapi karena sudah diminta, dan memang begitulah sunnah Rasullullas SAW., “Berilah nasihat, saat saudaramu meminta nasihat”, maka Misbah menyampaikan tentang hadits pertama Arbain.
                Baiklah, telah sama-sama kita dengar tadi kultum si Fulan dengan tema Niat, maka kita masuk ke agenda selanjutnya, yaitu .... Peace^^
                Ada beberapa scane: 1) saat Fahri memberi uang kepada pedagang wanita yang disangka pengemis di teras mesjid, 2) Saat Fahri mendengarkan Keira memainkan biola, 3) Saat Fahri akan berdamai dengan Jasson, adik Keira, 4) Saat Keira tertangkap tangan mencoret mobil Fahri, 5) Saat Fahri menanggapi pernyataan Ayah Hulya, “Apakah keluarga sudah menganggap Aisha ... dan beberapa adegan lain yang mungkin aku lupakan.
                Yups.. again. Berhubung aku belum baca novelnya, meskipun aku haqqul yakin ada banyak yang terlewat dari novel yang tidak diikutkan dalam film seperti ada yang tidak ada di novelnya justru ditambahkan di film, karena dianggap perlu, seperti saat Fahri dan Hulya makan ice cream dan Hulya sengaja membuka tas misalnya... hahahah, sabar neng, jangan protes dulu napa^^
                Konon, enggak jauh beda sama film-film lain yang diangkat dari novel juga sebenarnya, pembaca yang nonton pasti aja susah move on (Move on lagi...) dari novel ke film. Jadi argumen, “Aku kecewa ama filmnya, jauh beda sama novelnya soalnya.” Aku bilang, itu alasan klasik dan enggak kreatif. Emang dia fikir buat film semudah dia beli novel di Gra*edia terus enggak tidur satu malaman untuk menamatkan itu buku, apa? Tolong Na, itu pengorbanan namanya #eh. Kukatakan, aku suka nonton, tapi enggak sampe maniak juga, karena sejauh ini aku enggak punya satu judul film pun yang aku tonton hingga berkali-kali karena aku suka pakek banget sama filmnya. Tapi aku katakan aku penikmat film Indonesia. Kalau kata Hanung Bramantyo, “Udah, nanti-nanti dulu nonton Hollywood-nya, film Indonesia juga banyak kok yang bagus.” That’s right, yang suka koar-koar #AkuCintaIndonesia, ini juga bagian dari produk dalam negeri yang harus kita number one-kan loh.
                Faham enggak sih sampe disini? (Enggak, soalnya kamu lebih keliatan lagi orasi atau jadi pembica di ILC, Na?) Hahahah... jujur sekali anda, saiia hargai. GARING...
                Well, intinya sih 5 scane yang aku kutip tadi sebagai penguat argumenku di awal, laki-laki. No problem untuk yang berargumen ini film lebih mengunggulkan kisah percintaannya, kalo aku boleh menanggapi sih, yaa itu strategi pasarnya aja. Aku bukan orang ekonom, tapi semoga aku berjodoh dengan ekonom #eh Aminkan...^^
                Next...
                Perkara kedua; Laki-laki Bisa Baper enggak sih?
                Jika ada pertanyaan, siapa yang lebih mudah baper, laki-laki atau perempuan? Insyaallah, jika survey ini benar-benar ada, 9 dari 10 orang akan menjawab perempuan. Dengan alasan, laki-laki itu pakek logika, perempuan yang suka main perasaan. Tuh kan... #Baper tisu, tisu, tisu #GayaPenjualTisudiLampuMerah
                I Agree that bla bla ... (Apa sih.. )
                Aku pun akan menjawab perempuan kalo ditanya kek gitu. Bisa jadi itulah alasan kenapa pikiranku jadi liar dengan bertanya-tanya, laki-laki bisa #Baper enggak sih? Bisa jadi, 9 dari 10 orang pun akan menjawab bisa, atau bahkan semuanya jawab bisa. Well, untuk yang penasaran kenapa aku bisa punya pikiran liar kayak gini, aku akan jelasin alasannya ketika kita you setuju jumpa tengah. #Halah
                Again and again ada scane wajib Mas Fedi Nuril di film ini.
                Check this...
Jangan pernah cari ini di AAC 2

                Setidaknya dari semua film si Abang yang aku tonton semuanya punya potongan gambar ini. Entah apa maksudnya. Tapi aku suka bilang ini muka bodoh si Abang. Punten Mas.... “Aku hancur, aku hancur sehancur-hancurnya, Fahri..”
                Andaikan kabut
                Tak menyulam hari hingga berlarut-larut
Andaikan hidup ada harapan
Apa lagi sih ini???
Okey. I’m so sorry, Mas Fedi Nuril. Kalau abang keberatan, mungkin aku akan menyamplok permohonan Keira waktu itu: “Nikahi aku Fedi Nuril. Nikahi aku....” #Bapeeeeeeeeeeeeeeeerrr
#SemogaCalonSuamikudiMasaDepanEnggakBaper_KetikaMenemukanTulisan_INI. #Halah
Scane itu, saat Doktor Fahri ditanya oleh Mahasiswanya that His opinion about Islam memposisikan perempuan sebagai gender kedua. And then... munculnya Hulya dengan argumennya yang memukau. Dan terjadi lagi... kisah lama yang terulang kembali ... (Nyanyi...) Potongan gambar itu Bang. Hahahah
Oke... kita serius sekarang.
Scane inilah yang menjadi jawaban dari pertanyaanku. Jadi, muka_ #Halah punten ya mas... tapi potongan gambar itulah yang memberi aku jawaban. Serius kawan, itu muka #Baper looh. Yang laki-laki ayo ngaku! Ngaku aku bilang! Kalau Kalian juga bisa Baper! Ngaku, aku bilang NGAKU! Parang mana parang??
Loh loh...
Finally, maaf untuk yang sudah memutuskan baca lantas kecewa. Bukannya dapat riview-an malah curhatan. Tapi aku sportif, kalau bagus aku bilang bagus, suka aku bilang suka.
Kalau cinta ya bilang cinta ... (Nyanyi) #Halah
Buat yang belum sempat nonton, atau sengaja nunggu yang gratis dan lebih murah... aku saranin sih, film ini harus kalian tonton. Tapi percayalah, nunggu siaran TV swasta menayangkan itu jauh lebih terhormat kawan.. #Halah

Silahkan share tulisan ini jika menurut kalian perlu diketahui lebih banyak orang lagi. However, terima kasih yang tak terkira untuk yang udah bertahan baca sampe akhir. Jangan bosan, yaa. Tunggu tulisanku yang lainnya, baca tulisanku sebelumnya juga boleh, linknya ada di widget. See ya

No comments:

Post a Comment